setelah sekian lama mega itu masih belum beredar
bergantungan di langit minda meredup sinar
kita merengkuh bicara dalam dewan tertutup
suara kita memantul menerobos telinga sendiri
sedang mereka tidak pernah memperdulikan
deklarasi demi deklarasi yang telah dimeterai.
bicara kita makin lama makin tidak mereka dengari
rintih pilu rasa tersayat akibat direndahkan martabat
tidak dihiraukan tidak diutamakan malah dipinggirkan
kita terus bermimpi menggapai pelangi di siang hari
sedang mereka berdiri di puncak mendepa tangan
hebat menghambur bicara dalam ungkapan asing
tanpa segan tanpa rasa berdosa melacurkan bahasa ibunda
hanya atas nama kemajuan zaman
hingga di persisir sungai di batas bendang di tepi rel
suara anak-anak bertingkah dalam nada jelik
patah-patah kata tanpa makna diseludup menyelusup
tanpa pasport tanpa visa perbatasan sudah terbuka
segalanya atas judul dinamisma bahasa
dan kita bakal menjadi bangsa kehilangan bahasanya
jika benteng pertahanan digoncang dan dirobohkan
mega itu makin rakus mengumpul awan hitam
makin gagah menguasai langit minda yang tidak terbuka
menunda dan menolak sinar ke dalam kelam hitam
bakal menghayutkan martabat ke laut derhaka
kita tidak akan dapat berpaut lagi pada bahtera
yang dikoyak taufan di tengah gelora lautan
kita akan menjadi mangsa dan hilang tanpa nesan
hari ini mari kita laungkan ke mayapada sebuah deklarasi
bukan lagi merengkuh suara dalam dewan tidak terbuka
kita pertahankan maruah dan martabat bangsa
sendi kekuataanya hanya dengan bahasa
julangkan nilai bangsa dengan bahasa
tingkatkan perpaduan dengan bahasa
jitukan semangat dengan bahasa
ampuhkan matlamat dengan bahasa
biar bertambah hebat bangsa kita
di mata dunia
ZAIDIN ABADI
Pinggiran Taman Bayu
15 Oktober 2010
____________________________________________________________
Semua karya adalah hakcipta terpelihara. Tidak dibenarkan mengambil atau menyalin mana-mana karya tanpa mendapat izin terlebih dahulu.
____________________________________________________________